logo Kompas.id
OpiniMengembalikan...
Iklan

Mengembalikan ”Orientasi-orientasi Papua”

”Orientasi-orientasi” orang Papua tidak selalu sejalan dengan orientasi pembangunan dalam konteks negara bangsa Indonesia. Menuju dialog damai Papua sangat perlu memasukkan ”orientasi-orientasi Papua” di dalamnya.

Oleh
I NGURAH SURYAWAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vYovHyqos-AGQRjT0YZecFJnRzw=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F01%2F96b4ec68-72ba-4db9-ae36-90ef944dc219_jpg.jpg

Salah satu kritik penting dari buku Papua Road Map (2009), selanjutnya ditulis PRM, yang ditulis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah minimnya kajian ini untuk merekognisi ”orientasi-orientasi” orang Papua yang tidak selalu sejalan dengan orientasi pembangunan dalam konteks negara bangsa Indonesia.

Jika kita mencermati, kajian PRM dengan tajam menggambarkan empat akar permasalahan Papua (status politik, kekerasan, ”kegagalan” pembangunan, dan marjinalisasi orang Papua), tetapi alpa merekognisi apa dan bagaimana ”orientasi-orientasi Papua” mengimajinasikan empat masalah mendasar tersebut. Intinya adalah nilai dan pengetahuan orang Papua dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana respons dan rumusan orang Papua terhadap diri dan masa depan mereka terhadap empat akar permasalahan Papua tersebut.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan