Kampanye Negatif yang Berkualitas
Kampanye negatif menjadi keniscayaan dalam demokrasi. Kampanye negatif menyerang lawan dengan mengkritisi karakternya, kebijakannya, kegagalannya, ataupun partai pendukungnya sesuai fakta.
Puisi politik Butet Kartaredjasa yang disampaikan di depan pendukung PDI-P dalam rangka Bulan Bung Karno di Jakarta beberapa waktu lalu menuai kontroversi karena dianggap menyerang dua bakal calon lain, tetapi saat yang sama memuji bakal calon dari PDI-P, Ganjar Pranowo. Serangan politik seperti ini menggambarkan kampanye negatif yang kurang berkualitas dalam pemilu kita.
Kampanye negatif sudah menjadi keniscayaan dalam demokrasi dan tidak mungkin dapat dihindari sejauh kompetisi elektoral ini dilakukan secara jujur, bebas, adil, dan demokratis. Di satu sisi, kandidat perlu membedakan dirinya dari kandidat lain dan menunjukkan mengapa mereka lebih layak dibanding yang lain. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menunjukkan kelebihan diri sendiri dan kekurangan lawan (kampanye negatif) pada saat yang sama.