Peran Ayah dan Negara Kesejahteraan Kita
”Fatherless” bukan sekadar masalah domestik atau privat, melainkan konsekuensi turunan dari kurangnya dukungan pranata negara kesejahteraan. Negara belum mampu memberikan pelindungan pendapatan yang memadai bagi ayah.
Hari Ayah baru yang baru saja dirayakan mengingatkan kita tentang begitu banyak anak di dunia yang hidup tanpa kehadiran seorang ayah. Catatan Mikhael Silalahi pada opini Kompas.id (23/6/2023) berjudul Peran APBN di Tengah ”Fatherless Country” telah menyoroti urgensi untuk bringing father back in, terutama untuk Indonesia yang menempati urutan ketiga dunia untuk anak-anak fatherless.
Fatherless dapat dipahami dalam dua arti. Pertama, kealpaan ayah dalam artian sebenarnya akibat perceraian atau meninggal. Kedua, ”tanpa atau kurangnya sosok ayah”, yang trennya meningkat di banyak tempat, termasuk Indonesia.