logo Kompas.id
OpiniPolemik Lokapasar Guru
Iklan

Polemik Lokapasar Guru

Perekrutan dan pemerataan distribusi guru tak cukup dengan menghadirkan sebuah aplikasi karena lingkungan pangkalan talenta dibentuk oleh daya tarik kondisi kerja.

Oleh
IMAM FITRI RAHMADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sfMa-vfewfuWeYpWFKOfJUhAVDk=/1024x575/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F15%2F02a5f998-18b0-49c1-b28b-672850ef6e03_jpg.jpg

Gagasan lokapasar atau marketplace guru yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR, Rabu (24/5/2023), menuai polemik berkepanjangan hingga kesalahpahaman publik.

Perdebatan muncul sejak dalam ruang rapat. Istilah marketplace dinilai kurang tepat dan lebih baik diganti dengan ruang talenta. Penggunaan istilah yang kurang tepat menyebabkan kegaduhan di jagat maya. ”Guru menjadi komoditas”. ”Mengelola guru seperti ojol”. ”Makin absurd dan amburadul pengelolaan pendidikan”. Pelbagai komentar miring warganet di media sosial.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan