Pancasila dan Kesinambungan Berbangsa
Perlu penyegaran kolektif arah komitmen kebangsaan kita. Ini dapat direalisasikan dengan komitmen menjadikan Pancasila sebagai barometer bersama mengkritisi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mesin-mesin politik sudah mulai adu panas, pertanda tensi politik segera memuncak. Gagasan-gagasan kebangsaan jangan sekadar lewat dan timbul tenggelam. Timbul saat membutuhkan dan tenggelam saat diminta. Setidaknya, publik harus diberi keyakinan seperti apa arus politik nanti akan membawa komitmen demokrasi kebangsaan di atas dasar negara, Pancasila. Siapa pun representasi kekuasaan yang terpilih nanti, ia harus memiliki jawaban, setidaknya dugaan, terhadap pertanyaan ini: ”Bagaimana kesinambungan ideologi berbangsa kita?”
Dalam konteks ini, penting untuk memahami gagasan Acemoglu dan Robinson yang berjudul Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty. Gagasan kritis mereka telah memberikan suatu kesimpulan bahwa hal yang menyebabkan kemajuan suatu negara tidak ditentukan oleh faktor budaya, agama, iklim, penyakit tropis, dan faktor geografis. Dari pandangan mereka, kemajuan serta kemunduran suatu ekonomi negara juga tidak ditentukan oleh nilai-nilai dan etika yang diambil oleh negara.