logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊGelombang Perubahan di...
Iklan

Gelombang Perubahan di Thailand

Kemenangan oposisi di Thailand menunjukkan rakyat negeri itu tak ingin lagi diperintah oleh militer. Namun, apakah politisi-militer Thailand mau mendengar mereka?

Oleh
Redaksi
Β· 0 menit baca
Ketua Partai Bergerak Maju dan kandidat Perdana Menteri (PM) Thailand Pita Limjaroenrat (berkemeja putih) memimpin parade kemenangan partainya bersama para anggota partai dan para pendukungnya di Bangkok, Thailand, Senin (15/5/2023).
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA

Ketua Partai Bergerak Maju dan kandidat Perdana Menteri (PM) Thailand Pita Limjaroenrat (berkemeja putih) memimpin parade kemenangan partainya bersama para anggota partai dan para pendukungnya di Bangkok, Thailand, Senin (15/5/2023).

Aspirasi mendukung pemerintahan sipil, sekaligus mengakhiri pemerintahan militer, di Thailand terbaca jelas dari hasil pemilu Minggu (14/5/2023). Dua partai oposisi, Partai Bergerak Maju dan Pheu Thai, meraup dukungan 75 persen. Partai Bergerak Maju pimpinan Pita Limjaroenrat (42) diumumkan sebagai pemenang, meraih 152 dari 500 kursi di Majelis Rendah. Pheu Thai, pemenang lima pemilu sebelumnya, di peringkat kedua dengan 141 kursi.

Dua partai pengusung kandidat perdana menteri (PM) dari militer, Partai Palang Pracharath (PPRP) dan Partai Persatuan Bangsa Thailand (UTN), terpuruk di urutan keempat dan kelima, dengan 40 kursi dan 36 kursi. Di peringkat ketiga ada Partai Bhumjaithai dengan 70 kursi.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO, MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan