logo Kompas.id
OpiniMati Entah di Gubuk Mana
Iklan

Udar Rasa

Mati Entah di Gubuk Mana

Adab urban modern agaknya sudah mendarah-daging. Apalagi tak bisa saya tak melihat yang jelita-jelita asyik berdiskusi dengan pria ganteng atau terpaku menggali informasi entah apa di kedalaman HP-nya.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 1 menit baca
Jean Couteau, Penulis Udar Rasa
HERYUNANTO

Jean Couteau, Penulis Udar Rasa

Saya kini kerap berada di perjalanan, berpindah pindah kota. Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Solo, dan lain-lain. Saya mencari napas bangsa ini. Sejauh mana telah berubah sejak kira-kira 15 yang lalu ketika saya terakhir berkelana dengan berkeliling naik bus dan kereta.

Saya kaget. Secara positif. Tadi, misalnya, saya naik KRL Yogya-Solo. Semuanya bersih dan tertata. Tak ada lagi orang jongkok di pinggir peron menawarkan entah minuman ini atau makanan itu. Kalau sudah masuk di kereta, orang-orang muda yang tadinya merangsek masuk dengan cepat, tak segan-segan menyerahkan kursinya kepada wanita hamil atau laki-laki tua.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Mati Entah di Gubuk Mana".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan