logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊAbsurditas Keterwakilan...
Iklan

Absurditas Keterwakilan Perempuan dalam Politik

Perempuan memiliki posisi strategis dalam pembangunan politik, tetapi representasinya dalam politik masih jauh dari harapan. Bahkan, ada ancaman penurunan keterwakilan perempuan di Parlemen untuk Pemilu 2024.

Oleh
NENI NUR HAYATI
Β· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Peningkatan keterwakilan perempuan dengan capaian kebijakan yang mengafirmasi perempuan, ternyata tidak berbanding lurus. Tingkat partisipasi serta keterpilihan perempuan meningkat di sektor politik, tetapi masih rentan dalam kebijakan publik. Padahal, menjelang 25 tahun reformasi di Indonesia, sudah seharusnya kesetaraan jender mencapai aspek substansi, bukan sekadar angka mengingat posisi perempuan sangat krusial dalam pembangunan politik.

Keikutsertaan perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata. Ruang untuk perempuan menjadi lokus untuk menciptakan inklusivitas. Laporan Kesenjangan Gender Global 2020 yang dirilis World Economic Forum, tingkat kesetaraan secara global baru 68,6 persen. Partisipasi perempuan dalam politik menempati kesenjangan terbesar dengan skor 24,7 persen. Indonesia berada di posisi ke-85 dari 153 negara. Potret ini menunjukkan masih ada problem serius dalam praktik politik elektoral di Indonesia.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan