logo Kompas.id
›
Opini›Universitas
Iklan

ANALISIS BUDAYA

Universitas

Sulit bagi universitas dari negeri bekas terjajah, seperti Indonesia, menembus ranking 100 teratas sedunia. Tak mudah dipahami mengapa Indonesia berambisi besar pada ranking global yang kurang menghargainya.

Oleh
Ariel Heryanto
· 1 menit baca
Ariel Heryanto
SALOMO TOBING

Ariel Heryanto

Pemerintah agaknya berambisi besar membangun sebanyak mungkin universitas kelas dunia. Ranking global universitas dijadikan acuan. Dosen dipacu berkarya di penerbitan paling berwibawa sedunia. Yang berhasil diganjar finansial, besarnya bisa beberapa kali lipat gaji bulanan. Juga tersedia dana penunjang bagi sebagian dosen yang menyiapkan terbitan internasional sebagai pelengkap persyaratan promosi profesor.

Obral hadiah untuk dosen begitu tak saya jumpai di negara lain. Di banyak universitas yang mendominasi ranking global, publikasi karya ilmiah dianggap bagian dari kerja rutin dosen, seperti mengajar dan membimbing mahasiswa. Apakah insentif istimewa bagi dosen Indonesia akan meningkatkan ranking global? Layak diteliti cermat.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...