logo Kompas.id
Opini”Halalbihalal”, Istilah Arab...
Iklan

”Halalbihalal”, Istilah Arab Kreasi Nusantara

Meski berasal dari bahasa Arab, ”halalbihalal” justru tak dikenal di Arab. Istilah ini justru dicetuskan di Indonesia oleh KH Wahab Chasbullah atas permintaan Presiden Soekarno. Ini adalah satu ”local genius” Nusantara.

Oleh
ILHAM KHOIRI
· 0 menit baca
Halalbihalal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) diselenggarakan di bilangan Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019) malam. Dalam acara tersebut hadir Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, dan sejumlah tamu dari kementerian.
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA

Halalbihalal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) diselenggarakan di bilangan Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019) malam. Dalam acara tersebut hadir Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin, dan sejumlah tamu dari kementerian.

Lebaran Idul Fitri tahun 1444 Hijriah sebentar lagi tiba. Momen itu disambut meriah umat Islam. Di Indonesia, salah satu kemeriahan itu berupa ”halalbihalal”.

Meski berasal dari bahasa Arab, ”halalbihalal” justru tidak populer di negeri Timur Tengah itu. Menurut pengajar antropologi budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Dhahran, Arab Saudi, Sumanto Al Qurtuby, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (17/4/2023), di sana ada kebiasaan kumpul-kumpul keluarga saat Idul Fitri. Mereka saling mengucapkan id mubarak (hari raya yang diberkahi) dan kullu am wa antum bikhair (semoga kebaikan meliputi kalian semua sepanjang tahun).

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan