logo Kompas.id
OpiniRefleksi Seabad Nahdlatul...
Iklan

Refleksi Seabad Nahdlatul Ulama

Peringatan seabad NU, sebagai sebuah organisasi, adalah pemantik dan media dalam mendemonstrasikan ”integrasi” kaum Nahdliyin dan negara. Apa implikasi struktural kemunculan kaum Nahdliyyin ini dalam kekuatan politik ?

Oleh
FACHRY ALI
· 1 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Menggunakan perspektif open-ended history, puncak kehadiran pengaruh Nahdlatul Ulama adalah ketika Presiden Republik Indonesia Joko Widodo turut menyanyikan Jalal Wathan pada 7 Februari 2023 di Jawa Timur.

Partisipasi Presiden Jokowi ini melambangkan ”penyatuan” negara modern dengan kaum Nahdliyin. Yang terakhir, sebagaimana akan dijelaskan, adalah kumpulan massa besar hasil reproduksi binaan ulama yang bersangkut paut dengan keturunan dan komunitas para wali. Sejarah mencatat, komunitas ini telah tumbuh sekitar abad ke-15. Maka, eksistensi kaum Nahdliyin pada dasarnya jauh lebih tua dari Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi modern. Karena itu, di sini, penggunaan frasa keturunan wali, kaum Nahdliyin, dan kaum santri berarti sama.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan