Pengakuan Pariyem
Ada gejala pemusatan konsentrasi penguasaan aset nasional dan manfaat pembangunan pada sekelompok orang yang punya akses dan kedekatan pada kekuasaan. Kelompok-kelompok marhaen di era kemerdekaan hanya dapat remah-remah.
Linus Suryadi AG pernah menulis novel dengan judul di atas. Novel fiksi itu populer pada tahun 1978-1980. Judul novel saya kutip lagi setelah membaca feature yang ditulis Nino Citra Anugrahanto dan Regina Rukmorini di harian Kompas, 13 Maret 2023. Tulisan itu mengisahkan buruh gendong di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, salah satunya adalah Pariyem.
βYa, sehari-harinya memang tidur begini di emperan toko seperti ini. Dibilang dingin, ya, memang dingin. Tetapi, bagaimana lagi. Ini biar tetap bisa pulang bawa uang,β ucap Pariyem kepada wartawan Kompas. Di halaman dalam, ada foto ukuran besar perjuangan Pariyem memindahkan sayuran dari satu tempat ke tempat lain di kawasan pasar. Di halaman lain, ada foto berukuran besar buruh gendong, Maming (67), yang sedang memanggul karung di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.