logo Kompas.id
OpiniSejarah Seni Rupa di Mata...
Iklan

Sejarah Seni Rupa di Mata Farida

Didikan sang ayah yang senantiasa mendorong Farida untuk berpikir kritis. Minat besar Farida pada seni rupa modern menguat ketika pada 1961 dia melawat ke Amerika Serikat.

Oleh
Aminudin TH Siregar
· 1 menit baca
-
KOMPAS/CAHYO HERYUNANTO

-

Kepada Corma Pol, seniman dan sejarawan seni Belanda, Siti Farida Nawawi (1942-2023) berkisah bahwa kegemarannya sejak kecil adalah membaca. Berkat peran ayahnya, Abdullah Nawawi, seorang guru, Farida tumbuh di lingkungan yang ”melek buku”. Di rumah masa kecilnya bahkan terdapat ruang perpustakaan.

Dalam tesis doktoralnya, Discourse on the Frame: In the Making and Unmaking of Indonesian Women Artists (1998), Corma Pol juga mengungkapkan didikan sang ayah yang senantiasa mendorong Farida untuk berpikir kritis. Corma Pol yang memulai riset tesisnya pada 1980-an itu menelusuri pangkal konsep kesenian Farida melalui keunikan pengalaman masa kecilnya. Misalnya, teman-teman lelakinya pernah menyaksikan Farida memancing ikan. Di lain waktu, Farida ditemukan asyik bermain-main dengan tanah liat di tepi sungai. ”Kontras” ini bisa menyumbang bingkai untuk kita memahami proses artistik Farida.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan