logo Kompas.id
OpiniKesehatan Presisi yang Merata
Iklan

Tajuk Rencana

Kesehatan Presisi yang Merata

Pemerintah harus mampu menggunakan layanan kesehatan presisi untuk mengintervensi persoalan kesehatan masyarakat secara menyeluruh agar warga yang paling miskin sekalipun tidak berpotensi sakit dan mati sia-sia.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
Pelayanan di poliklinik Kedokteran Presisi Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta, Jumat (13/1/2023). Riset dan penelitian terkait kedokteran presisi kian berkembang. Kedokteran presisi diyakini menjadi masa depan pelayanan kesehatan di masyarakat.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pelayanan di poliklinik Kedokteran Presisi Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta, Jumat (13/1/2023). Riset dan penelitian terkait kedokteran presisi kian berkembang. Kedokteran presisi diyakini menjadi masa depan pelayanan kesehatan di masyarakat.

Ketika Watson, Crick, dan Wilkins menemukan DNA, 1953, revolusi kesehatan pun dimulai. Cetak biru informasi genetik ini mengubah pengobatan menjadi personal.

DNA—singkatan dari deoxyribonucleic acid—merupakan suatu struktur molekul asam nukleus yang menyusun materi genetik, penentu sifat setiap makhluk hidup. Pengetahuan tentang DNA membuka babak baru dalam memahami penyakit, mencegah, hingga mengobatinya.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul " Kesehatan Presisi yang Merata ".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan