ANALISIS BUDAYA
Demokrasi yang Damai
Muhammadiyah menjalankan proses demokrasi dalam pemilihan pimpinannya dengan adem-ayem, tenang, dan damai. Tidak ada kampanye dari masing-masing calon karena basis pemilihannya adalah prestasi-prestasi sebelumnya.

Ahmad Najib Burhani
Budaya berdemokrasi kita, terutama dalam pemilihan umum, kadang diwarnai dengan intrik-intrik, polarisasi, dan perkelahian. Justru ketika kondisinya adem-ayem, tanpa konflik, dan berjalan lancar, maka itu dipandang sebagai sesuatu yang tak lumrah. Bahkan ada tendensi untuk mencurigai sistem pemilihan pimpinan yang tak disertai kesengitan sebagai direkayasa atau tak demokratis.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Demokrasi yang Damai".
Baca Epaper Kompas