logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊJatah
Iklan

Jatah

Tanpa adu program kerja, debat pemilu mudah terpelosok pada soal agama, keturunan atau nasionalisme sempit. Modalnya kutipan kotbah, slogan Pancasila, emosi dan prasangka. Bukan akal, wawasan dan fakta.

Oleh
Ariel Heryanto
Β· 1 menit baca
Ariel Heryanto
SALOMO TOBING

Ariel Heryanto

Pemilihan umum (pemilu) hanya bermakna bagi rakyat banyak jika ia membantu mengatasi masalah mereka. Misalnya masalah kesehatan, pendidikan, hak pekerja, perumahan, atau kekerasan seksual. Pemilu juga maha penting jika hasilnya berdampak pada perombakan konstitusi atau kebijakan global seperti perubahan iklim dan hubungan luar negeri.

Di negara mana pun semua masalah itu maha berat untuk ditangani satu partai politik. Apalagi untuk satu politikus. Betapa mubazir membahas elektabilitas calon presiden secara individual, jika mereka bukan politikus terkuat dari salah satu partai terkuat.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan