logo Kompas.id
Opini”Salah Obat” Politisi dalam...
Iklan

”Salah Obat” Politisi dalam Pusaran Konsep Penuh Jargon

Para politisi sejatinya adalah pengajar utama pendidikan politik masyarakat. Namun, mereka justru lebih senang berada dalam pusaran tautologi dan adverbinosis. Menyampaikan hal-hal yang serba konsep dan penuh jargon.

Oleh
JC TUKIMAN TARUNA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/v4u4dySCXYd7maa-pIG8OopKJNE=/1024x576/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F14%2F3b602115-a3b1-49e6-acb6-1638f1229f63_jpg.jpg

Siapa pengajar utama pendidikan politik masyarakat kalau bukan para politisi? Namun, amat disayangkan, terlalu sedikit (untuk tidak mengatakan nihil) politisi yang memberikan pembelajaran murni (genuine) perihal hakikat demokrasi, misalnya, kecuali sekadar menyampaikan jargon-jargon pendidikan politik masyarakat dan itu pun pasti dilatarbelakangi oleh kepentingan politik kelompok(nya).

Mengapa hal ini terjadi? Merujuk kepada kajian filosofisnya Wittgenstein, para politisi, lebih-lebih saat pemilu yang dirasa semakin ”mendekat” ini, lebih senang berada dalam pusaran tautologi dan adverbinosis.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan