Muhammadiyah dan Politik Kebangsaan
Muhammadiyah memilih politik inklusif. Dengan politik inklusif, Muhammadiyah dapat berkontribusi kepada kemajuan bangsa dan negara secara aktif dan maksimal tanpa terbelenggu oleh kekuatan parpol dan presiden-wapres.
Ada gejala terjadi rezimintasi agama dan oligarki di ruang publik Indonesia. Hal ini tentu saja tidak kondusif sebagai sebuah bangsa yang majemuk secara paham keagamaan. Begitu pula tidak kondusif untuk semua warga negara yang memiliki keragaman pilihan politik.
Muktamar Ke-28 Muhammadiyah pada 18-20 November 2022 di Surakarta merupakan salah satu momentum strategis bagi Muhammadiyah. Muktamar ke-48 Muhammadiyah strategis dalam dua level utama. Pertama, sebagai ormas keagamaan, Muhammadiyah merupakan organisasi keislaman yang sudah cukup βdewasaβ dalam mengarungi kehidupan di Indonesia. Muhammadiyah telah banyak pengalaman sosial keagamaan dan budaya.