Iklan
Krisis Hubungan Amerika Serikat-Arab Saudi
Kerusakan yang diakibatkan perseteruan AS-Saudi terakhir ini tampaknya jauh lebih parah dari perkiraan, dan karena adanya faktor Rusia. Sekalipun dapat terobati akan sulit pulih seperti sediakala.
Berita mengejutkan datang dari Washington yang menyebutkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden murka terhadap Pangeran Mohammed bin Salman, pemimpin de facto Arab Saudi, karena penolakan Riyadh untuk meningkatkan produksi minyaknya. Sebaliknya, kartel minyak dunia terbesar OPEC+ justru memutuskan mengurangi produksi minyaknya.
Amerika Serikat berusaha menekan Arab Saudi, mitra utamanya di Timur Tengah, untuk memproduksi lebih banyak minyak guna mengisi kekurangan pasokan global dan menahan peningkatan harga karena perang Rusia-Ukraina.