logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊBatuk sehabis Ibadah Haji
Iklan

Batuk sehabis Ibadah Haji

Aspek kesehatan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan calon jemaah haji saat sebelum berangkat, ketika di Tanah Suci, dan sepulang ke Tanah Air.

Oleh
samsuridjal djauzi
Β· 2 menit baca
Foto ilustrasi. Petugas dari tim kesehatan haji Indonesia memberikan perawatan kepada jemaah haji yang sakit. Pemerintah memastikan ketersediaan jumlah obat dan bahan medis habis pakai untuk menunjang kebutuhan kesehatan jemaah haji cukup sampai masa ibadah haji berakhir.
DEONISIA ARLINTA

Foto ilustrasi. Petugas dari tim kesehatan haji Indonesia memberikan perawatan kepada jemaah haji yang sakit. Pemerintah memastikan ketersediaan jumlah obat dan bahan medis habis pakai untuk menunjang kebutuhan kesehatan jemaah haji cukup sampai masa ibadah haji berakhir.

Suami saya baru seminggu yang lalu pulang dari ibadah haji. Alhamdulillah dia pulang dalam keadaan baik. Saya cukup khawatir dengan kesehatannya karena usia suami saya sudah 58 tahun serta menderita penyakit hipertensi dan penyakit jantung koroner. Saya berkonsultasi dengan dokter keluarga sebelum dia berangkat haji. Kata dokter penyakitnya stabil, namun dia harus menghindari kelelahan. Lakukan ibadah dengan baik, namun jangan berlebihan terutama yang memerlukan kegiatan fisik. Obat untuk di perjalanan sudah disiapkan, juga surat keterangan dokter tentang penyakitnya. Menurut dokter, jika ada keluhan, suami saya harus berobat ke tim kesehatan dan tunjukkan riwayat penyakit dan obat yang selama ini digunakan. Alhamdulillah selama di Tanah Suci, suami saya dalam keadaan baik. Dia berusaha menghindari udara panas serta menjaga diri agar tak berjalan kaki terlalu jauh. Dua kali dia memeriksakan diri ke tim kesehatan untuk mengukur tekanan darahnya. Ternyata tekanan darahnya terkendali baik.

Selama ibadah haji, suami saya berusaha makan banyak. Minum juga banyak. Ke mana-mana dia membawa air minum. Dia sudah memahami bahaya heat stroke dan dehidrasi. Obat tekanan darah serta obat jantung koronernya diminum secara teratur. Berat badan selama di Tanah Suci turun satu kilogram, mungkin karena selera makan tak sama dengan di Tanah Air. Dia berupaya untuk tidur teratur dan selalu memakai masker jika keluar kamar. Namun, di kamar ada empat orang yang tidur bersama. Semuanya adalah rombongan yang berangkat bersama dari kota saya. Usia teman sekamar suami saya lebih muda dan tampaknya mereka juga sehat saja. Hanya ada seorang teman sekamar yang sering batuk malam hari karena dia memang penderita asma. Setiap akan tidur dia menggunakan obat hirupan untuk mencegah serangan asma. Namun, menjelang pagi hari dia sering batuk-batuk dan agak sesak sehingga harus menghirup obatnya lagi.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan