Budaya Pop
Dengan detail faktual yang tidak seragam, pembajakan karya warga bawahan oleh elite merupakan kisah abadi yang berulang dalam sejarah. Begitulah sejarah musik jazz, rap dan tarian break-dance. Juga tato dan celana robek.

Ariel Heryanto
Budaya pop bagian dari kehidupan khalayak urban sehari-hari. Yang ngepop datang dan pergi silih berganti. Semua itu biasa-biasa saja sepanjang abad. Wajar dan sah tanpa perlu diatur atau disahkan aparat negara.
Ceritanya jadi lain ketika suatu budaya pop menarik perhatian besar-besaran dari warga elite. Itu yang terjadi bulan lalu pada kegiatan remaja berlatar ekonomi pas-pasan di salah satu pusat keramaian Jakarta: Dukuh Atas. Kegiatan jalanan yang sebelumnya biasa saja mendadak jadi luar biasa sejak dinobatkan sebagai Citayam Fashion Week (CFW) oleh warga gedongan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Budaya pop".
Baca Epaper Kompas