”Demokrasi Pemirsa”: Membaca Tontonan Politik Menjelang 2024
Sejak era 1970-an, demokrasi cenderung berkembang ke model ”audience democracy”, demokrasi pemirsa. Rakyat dipandang sebagai konsumen politik bagi produk politik yang dihasilkan oleh para elite dan konsultan politik.
Langkah politik para elite kian rumit dalam mengelola kompleksitas beragam kepentingan yang harus disolidkan menjelang Pilpres 2024. Kita belum bisa menebak ujung dari hasil kalkulasi politik para elite tersebut. Tetapi, yang jelas, di tengah ketidakpastiaan itu, sederet figur potensial tetap saja bergerak untuk menampilkan citra diri seideal mungkin agar dapat memikat publik dan menaikkan daya tawar.
Diskusi arus utama terkait semua hiruk-pikuk politik yang sedang berlangsung hanya terkunci pada beberapa hal berikut: pertama, spekulasi arah koalisi; kedua, calon yang akan dipilih setiap koalisi; ketiga, potensi konflik internal partai politik; dan keempat, elektabilitas setiap figur potensial.