Pertobatan Ekologis dan Peran Sastra
Sastra dapat berperan sebagai barometer kultural dan agen perubahan, termasuk dalam merespon kerusakan lingkungan. Sastra dapat berperan dengan cara meneroka imajinasi persoalan ekologis secara kritis dan politis.
Planet kita sedang sakit. Jayapura terendam banjir di awal tahun. Terulang lagi elegi awal 2021: longsor di hulu, banjir di hilir (Kompas, 26 Januari 2021). Tahun kembar dibuka dengan siaga banjir dan waspada Omicron.
Bencana alam dan pandemi beruntun membuktikan bahwa manusia saling terhubung dan sama-sama menghadapi masalah serius, yakni cuaca ekstrem. Panel Antarnegara tentang Perubahan Iklim (IPPC) melaporkan perlunya menekan tingkat emisi CO2 yang disebabkan manusia, terhitung sejak tahun 2010, hingga 45 persen pada 2030 agar mencapai nol di tahun 2045 (Communication Office, 2020).