logo Kompas.id
OpiniStagnasi Pilihan Politik...
Iklan

Stagnasi Pilihan Politik Capres 2024

Bonus demografi di Indonesia lewat banyaknya pemilih muda ini tidak berkembang menjadi jendela kesempatan (”windows of opportunity”) untuk melakukan perubahan sosial dan politik utamanya dalam urusan pemilu.

Oleh
WASISTO RAHARJO JATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mMmI9BJCjeAJDc84mkSSa4hley0=/1024x569/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211221-Ilustrasi-Stagnasi-Pilihan-Politik-Capres-2024_1640096036.jpg
Kompas

Didie SW

Keterpilihan Gabriel Boric yang berusia 35 tahun sebagai Presiden Chile pada periode berikutnya tanggal 19 Desember 2021 lalu mengindikasikan arti penting bagi munculnya kandidat muda sebagai calon alternatif dalam perhelatan pemilu.

Sebelum Boric, beberapa pemimpin muda juga telah menjadi kepala pemerintahan di negaranya masing-masing, yakni Sanna Marin (34 tahun) terpilih sebagai Perdana Menteri Finlandia tahun 2019 dan juga Jacinda Aldern (37 tahun) terpilih sebagai Perdana Menteri Selandia Baru tahun 2017.

Editor:
Yohanes Krisnawan
Bagikan