logo Kompas.id
›
Opini›"Self-Diagnosis"
Iklan

"Self-Diagnosis"

Sebagian orang kini suka menampilkan cerita atau diagnosis diri sendiri di media sosial. Padahal, hal itu lebih banyak merugikan dan belum tentu seorang individu dapat atau tepat didiagnosis tersebut.

Oleh
KRISTI POERWANDARI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/w4qd0THt1sZ6JA3nCucif0UQ8PE=/1024x1164/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_28141175_82_1.jpeg
ARSIP PRIBADI

Kristi Poerwandari

Praktisi kesehatan mental mengamati kecenderungan baru yang muncul beberapa tahun belakangan ini. Tentang bagaimana orang di media sosial menampilkan cerita dan diagnosis mereka tentang diri sendiri.

Atau bagaimana klien datang dan bertanya: ‘Tolong saya didiagnosa, apakah betul saya borderline?’ Orang menjuluki diri ‘depresi’, mengalami ‘gangguan bipolar’, menunjukkan ‘gangguan kepribadian borderline’, dan istilah lain yang sebelumnya beredar amat terbatas di kalangan profesional kesehatan mental.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan