logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPersiapan Kita Hadapi La Nina
Iklan

Persiapan Kita Hadapi La Nina

Ada penjelasan lebih panjang dan teknis tentang fenomena cuaca La Nina. Fenomena ini dikaitkan dengan cuaca yang basah karena intensitas hujan yang tinggi.

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/d53PznSUVbEGbupqRML7WjMgCGA=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F770ecf91-6ea4-4c39-8229-81778262efbe_jpg.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Luapan Sungai Katingan mulai masuk ke permukiman di Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Rabu (8/9/2021). Setidaknya 13 kabupaten di Kabupaten Katingan terendam banjir akibat cuaca ekstrem.

Fenomena sebaliknya dari La Nina, dikenal dengan El Nino yang diasosiasikan dengan kekeringan. Meski fenomena ini dikenali cukup baik, termasuk periode kedatangannya yang dua hingga tujuh tahun, banyak kalangan semakin cemas karena fenomena ini disertai dengan ekstremitas.

Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas menyebutkan, La Nina diprediksi hadir kembali pada akhir tahun 2021, bertepatan dengan datangnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Padahal, La Nina terakhir baru datang antara Agustus 2020 dan Mei 2021.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan