logo Kompas.id
OpiniPerubahan Iklim dan Kopi
Iklan

Surat Pembaca

Perubahan Iklim dan Kopi

Situasinya menjadi antara hidup dan mati ketika tanahnya menjadi tidak cocok lagi untuk menanam kopi, dengan produksi turun hingga 40 persen atau lebih.

Oleh
Gunawan Suryomurcito
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/rSKm7rucFJWS9YkUwQnUHjyFoBI=/1024x673/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210901WEN-Kopi8_1630473508.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Menyeduh hasil panen.

Kopi dari Indonesia termasuk salah satu kopi terbaik dunia. Bahkan, dikenal istilah ”Java” untuk menyebut minuman kopi. Tanpa biji kopi dari Indonesia, rasa secangkir cappuccino dari kedai kopi terkenal dunia tidak akan senikmat sebagaimana biasanya.

Dari Gayo di Aceh sampai Wamena di Papua dikenal sebagai penghasil biji kopi, yang jika diolah dengan benar akan menghasilkan secangkir kopi yang nikmat. Namun, kenikmatan secangkir kopi Indonesia itu kini sedang terancam oleh perubahan iklim global.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Perubahan Iklim dan Kopi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...