Melahirkan Politisi Berkarakter
Panggung politik nasional lebih banyak dihiasi pekerja politik daripada politisi berkarakter. Alih-alih menunaikan janji, mereka justru larut dalam tawar-menawar kekuasaan dan kepentingan politik.
Meski masih menyisakan waktu tiga tahun lagi, para politisi tampaknya ingin memastikan diri terlibat dalam proses-proses politik pada Pemilu 2024. Bagi aktivis politik, waktu tiga tahun pasti terasa sangat singkat. Mereka tidak ingin kehilangan momentum sedikit pun karena waktu terus berjalan. Untuk itulah tahun-tahun menjelang pemilu selalu diwarnai fenomena migrasi para politisi dari satu partai ke partai lainnya. Pergerakan para politisi itu menjadikan panggung politik nasional semakin dinamis.
Di antara mereka yang berganti partai politik sejatinya merupakan pemain lama. Mereka ingin mencoba suasana yang berbeda dengan berseragam partai politik baru. Alasan mereka berganti partai politik sangat beragam. Disebabkan adanya perbedaan idealisme dalam perjuangan, misalnya, seorang politisi dengan mudah keluar dari partai yang telah membesarkan namanya. Dia pindah ke partai yang sudah ada, atau bahkan mendirikan partai baru. Selain alasan ideologis, ada juga pertimbangan pragmatis yang melandasi para politisi migrasi partai.