logo Kompas.id
OpiniKesalahan Fatal Penggunaan...
Iklan

Kesalahan Fatal Penggunaan Kata ”Meneladani”

Mulai sekarang, jika ada orang memberikan nasihat untuk meneladani orangtua, sudah selayaknya kita menolak. Sebab, tentu saja, yang tepat adalah kita harus meneladan orangtua.

Oleh
Amin Iskandar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yFIuMtcnaQZhQH7aZUASfuUWQ18=/1024x724/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F1628257539611_1628257903.jpg
Kompas

Penggunaan kata meneladani dan meneladan yang tepat dalam kalimat.

Kita tentu sering melihat baliho besar di pinggir jalan dalam rangka peringatan hari keagamaan ataupun hari kelahiran tokoh-tokoh besar nasional. Baliho tersebut biasanya berisi ajakan mencontoh keteladanan tokoh-tokoh agama atau pahlawan nasional. Kata yang banyak tertera pada baliho-baliho itu adalah meneladani.

Kata meneladani juga lazim digunakan dalam berbagai kesempatan tanpa ada yang mempersoalkan. Pada momen Idul Adha belum lama ini, misalnya, para pemuka agama mengangkat kisah Nabi Ibrahim. Mereka dalam ceramah-ceramahnya mengajak umat untuk ”meneladani” keikhlasan Nabi Ibrahim yang mengorbankan anaknya atas perintah Tuhan.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan