logo Kompas.id
OpiniDan Kematian (Pun) Makin Akrab
Iklan

Dan Kematian (Pun) Makin Akrab

Dalam konsep ajaran leluhurku, kematian ”hanyalah” satu siklus dari keberadaan manusia di dunia yang disebut Tri Kona: Utpati (lahir), Stiti (hidup), dan Pralina (mati).

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VEb4jN0NSW2namTseYHTSg1ybII=/1024x1167/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FCAN_1565170607-e1583251049886.jpg
Kompas

Putu Fajar Arcana, wartawan senior ”Kompas”

Hari-hari kita belakangan ini dipenuhi cerita duka. Kabar itu mengepung dari berbagai sudut; seolah berdesakan merebut perhatian mata, pikiran, dan hati kita. Betapa pun kau memahami secara dalam siklus eksistensi manusia: lahir, hidup, dan mati, toh ketika kematian itu mendekat, ia senantiasa mengharu-biru, mengobrak-abrik, bahkan melemparkanmu ke sudut paling sedih dari rasa duka.

Saking mendalamnya rasa kehilangan di antara kita, ketika pesan berdenting di telepon, entah mengapa hatiku selalu terkesiut, darah di kepala seperti tersedot. Lalu, berbagai pertanyaan berseliweran: Siapa lagi yang pergi hari ini? Adakah itu nama-nama yang kita kenal? Jangan-jangan saudara, tetangga, sejawat, atau ayah dan ibu kita? Bahkan, ketika Minggu (25/7/2021) sekitar pukul 16.10 WITA aku menerima pesan dari penari Lena Guslina, belum pula kusimak isi pesannya, perasaan duka itu seperti terburu-buru menohok ulu hati. Dan, benar, ada kalimat di layar telepon:

Editor:
sariefebriane
Bagikan