logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊHidup dan Mati
Iklan

Hidup dan Mati

Yang paling dapat mengubah pemaknaan dan praktik hidup kita ternyata adalah persoalan terkait hidup dan mati, dan bagaimana kita akan mengalaminya. Pandemi Covid-19 membawa kita pada spiritualitas dalam arti kemanusiaan.

Oleh
KRISTI POERWANDARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Nr4uGoCe9Eb5JycDxuoOEbM-IlA=/1024x1164/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F33765740_1558100909.jpg
ARSIP PRIBADI

Kristi Poerwandari

Tak ada yang memungkiri, tekanan sangat berat yang dibawa oleh pandemi Covid-19 menggerus rasa berdaya kita. Kita terus mendengar berita mengenai orang dekat yang terinfeksi. Yang tidak cukup menjalani isolasi mandiri dan harus mengantre panjang untuk dapat dirawat di rumah sakit. Mungkin kita mengalami sendiri hal tersebut. Banyak pula yang tak mampu bertahan dan harus meninggalkan kita lebih dulu.

Aaron Antonovsky (1979) mengembangkan konsep rasa koherensi (sense of coherence) untuk menjelaskan mengapa sebagian orang jadi sakit ketika mengalami tekanan, sementara yang lain dapat tetap sehat. Konsep ini menunjuk pada gabungan optimisme dan rasa mampu mengendalikan situasi.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan