logo Kompas.id
OpiniMewaspadai Defisit Oksigen
Iklan

Surat Pembaca

Mewaspadai Defisit Oksigen

Indonesia perlu belajar banyak dari kasus di India. Akibat ketidaksiapan stok dan suplai oksigen, banyak pasien Covid-19 di India tak tertolong.

Oleh
Budi Sartono Soetiardjo
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/wyGX6w77UkuosJr0Q-rkj5aqfQ0=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F6029ed49-17fb-407a-a67c-0f9b9c81d073_JPG.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Pegawai pabrik oksigen PT Asiana Gasindo di Padang, Sumatera Barat, memindahkan tabung oksigen yang sudah terisi, Minggu (11/7/2021). Produksi oksigen di perusahaan ini masih memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen delapan rumah sakit di Sumbar. Permintaan oksigen ke perusahaan meningkat dari normal 400-500 tabung (6 meter kubik) per hari menjadi 800 tabung per hari selama peningkatan kasus Covid-19.

Lonjakan kasus baru Covid-19 setelah libur panjang dan mudik Lebaran 2021 membuat banyak rumah sakit kewalahan. Tingkat keterisian Wisma Atlet di Jakarta sudah di atas 90 persen. Demikian pula rumah sakit di daerah, seperti di Bangkalan, Kudus, Bandung, Semarang.

Grafik lonjakan kasus sangat cepat, eksponensial, sehingga memunculkan banyak persoalan yang tak sederhana di lapangan, khususnya kesiapan rumah sakit, ketersediaan obat dan fasilitas pendukung, serta jumlah tenaga dokter dan petugas kesehatan. Saat ini sedang marak kekurangan ruang perawatan dan oksigen.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Mewaspadai Defisit Oksigen".

Baca Epaper Kompas
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...