logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPolitik Kebangsaan dan...
Iklan

Politik Kebangsaan dan Pemberantasan Korupsi

Kebangsaan yang tidak dicerahkan oleh paham demokrasi, akan rentan dikorupsi menjadi alat bagi segelintir kaum ningrat dan penguasa untuk memenuhi kepentingannya.

Oleh
AIRLANGGA PRIBADI KUSMAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/He-Cm_RJg_CR3QZMh6xql0QOQO4=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_13967507_121_0.jpeg
Kompas

Monumen Patung Wakil Presiden Republik Indonesia I Mohammad Hatta berdiri kokoh di kompleks Situs penjara dan kamp pengasingan Boven Digoel di Tanah Merah, Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel. Foto diambil pada 13 Mei 2015.

Pada 1932 sekembalinya dari Belanda, tanpa banyak membuang waktu Mohammad Hatta menulis sebuah pamflet pergerakan politik berjudul Menuju Indonesia Merdeka. Di situ beliau menguraikan untuk menuju Indonesia merdeka, kebangsaan harus ditempatkan dalam satu tarikan napas dan tidak boleh dipisah dengan demokrasi (kerakyatan) dan pemerintahan bersih.

Kebangsaan yang tidak dicerahkan oleh paham demokrasi, akan rentan dikorupsi menjadi alat bagi segelintir kaum ningrat dan penguasa untuk memenuhi kepentingannya. Sementara demokrasi membutuhkan kebangsaan agar prinsip-prinsip politik kerakyatan tumbuh bersemi secara kultural dalam kehidupan bernegara.

Editor:
yovitaarika
Bagikan