logo Kompas.id
›
Opini›Toleransi dan Masa Depan...
Iklan

Toleransi dan Masa Depan Amerika

Penguasa adidaya menguasai wilayah luas dengan penduduk beragam. Untuk meraih dan mempertahankan dominasi global, dibutuhkan manajemen toleransi yang mumpuni.

Oleh
T SATRIO NUGROHO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L3GUZXLWcPkctXu_invr0YOHACI=/1024x1269/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201126-Opini-7-Trumpisme-dan-Demokrasi-Amerika_1606398197.jpg

Intoleransi merebak di sejumlah tempat. Di Amerika Serikat, dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan tindakan intoleran, seperti kasus Black Lives Matter dan kekerasan terhadap warga keturunan Asia.

Berbagai penelitian menggunakan argumentasi kekuatan nyata, seperti kekuatan militer, ekonomi, serta kepemimpinan untuk menganalisis bangun dan jatuhnya negara. Profesor dari Yale Law School, Amy Chua, dalam bukunya, Day of Empire: How Hyperpowers Rise to Global Dominance-and Why They Fall (Double Day, 2007), membuktikan—meminjam Josep Nye: hard power dan soft power—bahwa hard power ditopang oleh sokoguru toleransi (soft power) merupakan faktor terpenting bertumbuh dan runtuhnya negara adidaya (hyperpower).

Editor:
yovitaarika
Bagikan