Iklan
”Post-Kartinian”, Sebuah Narasi Kartini
Emansipasi atau apa pun namanya, hanya menjadi teks kaum skripturalis yang tersimpan rapi dalam jejeran seonggok kertas di sudut kantor mewah.
Para pemerhati perempuan sering kali terjebak pada dua kutub, antara skripturalis dan pragmatis. Kaum skripturalis bersikukuh keperempuanan adalah konstruksi teks. Sementara, kaum pragmatis, menganggap keperempuanan simbol perjuangan keadilan.
Tulisan ini mencoba memahami tokoh Kartini melalui konstruksi kontemporer dengan apa yang disebut post-Kartinian. Post-Kartinian, dalam hal ini menawarkan cara pandang terhadap Kartini dalam batas-batas sejarah yang wajar dan manusiawi.