Daniel Dhakidae Berkisah tentang Seorang ”Chevalier”, Poncke Princen
Kalau dirinya adalah batas negara itu, negara baginya adalah negara tanpa batas, ”a borderless state”, karena Poncke tidak mengenal, dan mungkin tidak mengakui, batas tersebut.
Hari ini Kompas memublikasikan kembali artikel opini Daniel Dhakidae salah satu intelektual Indonesia, yang juga pernah menjadi Kepala Litbang Kompas, untuk mengenang buah pemikiran beliau dan kontribusinya yang besar bagi perjuangan demokrasi dan kemanusiaan. Tulisan artikel berikut berkisah tentang sosok pejuang hak asasi manusia Johanes Cornelis Princen (Poncke Princen), yang teguh kukuh dalam pilihan hidupnya. Artikel diterbitkan pertama kali pada tangga 27 November 1995.
Ketika saya menghadiri pesta ulang tahun Poncke Princen beberapa hari yang lalu di salah satu restoran di Jakarta semua kesan tentang pesta itu sudah bisa dibaca di mulut jalan. Jalan masuk yang sempit hampir tidak mampu menampung berjubelnya para penggemar, handai-taulan yang datang.