logo Kompas.id
OpiniTerorisme dan ”Network...
Iklan

Terorisme dan ”Network Society” Manuel Castells

Dalam banyak kasus terorisme, selain faktor teknologi informasi dan komunikasi, terdapat pula peran agensi. Keluarga menjadi aktor penting yang harus dilindungi dari bujuk rayu perekrut jaringan terorisme.

Oleh
EKO WIJAYANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6jM_RCo12pUzg8dkAsSMOkeaFiw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FWhatsApp-Image-2021-03-28-at-3.23.00-PM_1616920801.jpeg
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Presiden Joko Widodo mengecam aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, yang terjadi pada Minggu (28/3/2021) pagi. Hal ini disampaikan dalam keterangan pers secara daring, Minggu sore, dari Istana Kepresidenan Bogor.

Dugaan keterlibatan Jamaah Ansharut Daulah dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar diungkap Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo saat bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau langsung tempat kejadian di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujungpandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (Kompas, 28/3/2021). Kapolri memastikan anggotanya telah berhasil mengungkap identitas salah satu dari dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Jalan Kajaolalido.

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah organisasi teroris yang berafiliasi ke ISIS. Di balik organisasi itu ada seorang yang menjadi mastermind-nya atau dalangnya. Polri mengungkap masih mengejar seorang terduga teroris bernama Saefullah alias Daniel alias Chaniago. Induk JAD adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), sebuah gerakan yang menyatakan diri sebagai sebuah kekhalifahan dunia dan mengklaim mewakili otoritas keagamaan dari seluruh Muslim di seluruh dunia.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan