logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊVaksinasi Mandiri: Strategi...
Iklan

Vaksinasi Mandiri: Strategi Jitu atau Keliru?

Keinginan masyarakat untuk menerima vaksin dengan mengeluarkan uang secara mandiri merupakan peluang untuk menjangkau dan meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat untuk divaksin ke depan.

Oleh
DEFRIMAN DJAFRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gUQCC0mSLpaI_S1emN1ePhujF1A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F394ecba8-2972-4eb3-8cf5-c674348185ac_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Calon penerima vaksin Covid-19 mengantre menunggu giliran vaksinasi di GOR Ewangga, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (16/3/2021). Sebanyak 2.112 pedagang pasar, wartawan, hingga pegawai badan usaha milik daerah menjadi sasaran panerima vaksin tahap kedua.

Seiring dengan sedang berlangsungnya program vaksinasi Covid-19 nasional yang dimulai sejak 13 Januari 2021, wacana vaksin mandiri (berbayar) menjadi kegundahan dan pro-kontra di masyarakat dan juga tenaga kesehatan serta sukarelawan Covid-19.

Betapa tidak? Dari berbagai komentar, muncul beberapa isu yang antara lain mengaitkan vaksin dengan isu komersial dan bisnis, isu keadilan, dan ada juga yang beranggapan vaksin mandiri merusak tatanan program vaksinasi yang berjalan saat ini. Tentunya ada juga yang berpendapat, ini merupakan upaya akselerasi program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan