logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บPlagiasi dan Pembusukan...
Iklan

Plagiasi dan Pembusukan Akademik

Maraknya kasus plagiasi sungguh memprihatinkan. Lingkungan pendidikan tinggi masih berjuang menegakkan standar etik dan jati diri. Masa depan pendidikan, peradaban, dan martabat bangsa menjadi taruhan.

Oleh
SIGIT RIYANTO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fEIrNOwG7fAIAEImSa-NsaqNNNw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190308_104129_1552038288.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Komisioner Ombudsman Ahmad Suโ€™aidi, Ketua Senat Universitas Negeri Semarang Soesanto, dan Rektor Unnes Fathur Rokhman (dari kiri ke kanan) seusai pertemuan membahas hasil laporan terkait tuduhan plagiasi yang dilakukan oleh Fathur di Jakarta, Jumat (8/3/2019). Senat mengatakan, Fathur terbukti tidak melakukan plagiasi terhadap karya mahasiswanya.

Plagiasi atau plagiarisme kembali menjadi pembicaraan hangat. Sebenarnya, akademisi dan media massa, termasuk Kompas, sudah sering mengangkat isu ini. Paling mutakhir adalah dugaan plagiasi yang melibatkan para pengelola beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Terkuaknya informasi praktik plagiasi membuka tabir tentang karut-marut dan kekumuhan pengelolaan dan standar pendidikan tinggi di Indonesia. Fakta itu mengonfirmasi adanya pelanggaran norma, etika, dan standar mutu akademik yang parah dan perlu diperbaiki.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan