logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊRetorika Hiperbolik Donald...
Iklan

Retorika Hiperbolik Donald Trump

Model komunikasi Trump layak menjadi pelajaran bagi para (calon) pemimpin masa depan di Indonesia. Meski orang punya gaya bicara menarik, dengan penampilan fisik menyenangkan, jika kredibilitasnya rendah akan terjungkal.

Oleh
DEDDY MULYANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L3GUZXLWcPkctXu_invr0YOHACI=/1024x1269/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201126-Opini-7-Trumpisme-dan-Demokrasi-Amerika_1606398197.jpg

Tanggal 20 Januari mendatang, Donald Trump, presiden Amerika ke-45, akan digantikan Joe Biden. Kegagalan Trump menjadi presiden Amerika kedua kalinya (2021-2025) tak lepas dari gaya komunikasinya yang tak efektif meski mengandung secuil sisi positif.

Banyak model analisis untuk membedah komunikasi Trump. Namun, mengingat kesalahan komunikasi Trump yang mendasar dan mencolok, model klasik Aristoteles tentang kredibilitas komunikator dirasa paling cocok.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan