logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenerka Metamorfosis Jamaah...
Iklan

Menerka Metamorfosis Jamaah Islamiyah

Pergeseran paradigma yang ditawarkan Kepala Densus dalam menangani Jamaah Islamiyah akan menjadi harapan hampa jika justru para elite bangsa ini menjadi pengkhianat Pancasila nomor wahid yang terus melakukan KKN.

Oleh
NOOR HUDA ISMAIL
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0RASgP-FE6jnmsZebKOhiWjcIFg=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F14DD76F0-A1E8-4E9A-8EA3-58D91701B428_1609913211.jpeg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Polisi mengecek rumah yang menjadi lokasi penggerebekan di Perumahan Villa Mutiara, Makassar, Rabu (6/1/2021). Dua anggota JAD ditembak mati oleh Densus 88 dalam penggerebekan ini.

Densus 88 panen besar pada Desember lalu. Pasalnya, 23 terduga teroris, termasuk pentolan Jamaah Islamiyah, Zulkarnaen alias Arif Sunarso dan Taufik Buluga alias Upik Lawangga, dibekuk sebelum mereka melakukan aksi.

Setelah hampir tiga dekade kemunculannya, inikah lonceng kematian bagi Jamaah Islamiyah (JI), sebuah organisasi lokal berjejaring global ini? Apakah pendekatan keamanan seperti penangkapan, pengadilan, dan penjara memadai menghadapi kecanggihan gerak anggota JI yang mampu berbaur di masyarakat dengan baik ini? Perlukah pergeseran paradigma melihat kelompok JI?

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan