logo Kompas.id
OpiniSobekan Waktu
Iklan

Sobekan Waktu

Waktu dalam sobekan-sobekan. Puisi gubahan Zawawi Imron dan Gunoto Saparie mengisahkan adegan ”mengerikan” menghasilkan sobekan. Di situ, waktu berubah.

Oleh
BANDUNG MAWARDI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HZZuyB6OHToAgqOPJ0x_zzdKG9g=/1024x1365/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11067185_35_0.jpeg
Kompas

Ilustrasi karya Jeihan (9 Desember 2012)

Pikat kalender berbahan kertas mungkin tak semeriah tahun-tahun lalu. Lembaran-lembaran kertas memiliki pemandangan angka dan nama-nama bulan memang masih dipersembahkan sekolah, perusahaan, atau toko. Kalender untuk ditaruh di atas meja. Kalender terpajang di dinding selama setahun. Lembaran-lembaran itu memuat gambar atau foto.

Sejak lama, orang meresmikan kalender adalah persekutuan angka, huruf, gambar, dan warna. Keinginan agar melihat kalender terhindar dari jemu. Sekian orang kadang memilih kalender tanpa gambar, cukup angka berukuran besar. Kita mengingat jenis kalender disobek setiap hari. Kertas tipis dengan angka menandakan waktu. Disobek untuk berpisah dari lembaran-lembaran masih terpajang di dinding.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan