Iklan
Pandemi dan Kutukan Kebebasan
Pandemi Covid-19 merupakan tantangan historis terhadap supremasi hukum dan demokrasi, solidaritas dan kematangan intelek individu.
Kita masih dikungkung kemelut Covid-19. Atas nama kebebasan, angka infeksi kembali meningkat di pelbagai wilayah. Banyak yang menilai isolasi, jaga jarak, pengenaan masker, dan pelbagai protokol kesehatan tak mendewasakan dan membatasi kebebasan. Penyokong teori konspirasi menganggapnya sebagai konstruksi paranoid fatal. Kebebasan individu dirampok. Hak asasi diobral kiat melindungi kesehatan.
Bagi filsuf Italia, Giorgio Agamben, reduksi mobilitas membuka gapura kembalinya sistem totaliter. Lonceng kematian kebebasan didentangkan demi redanya eskalasi pandemi. Harganya kontrol ketat atas ruang gerak warga.