logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPandemi dan Kutukan Kebebasan
Iklan

Pandemi dan Kutukan Kebebasan

Pandemi Covid-19 merupakan tantangan historis terhadap supremasi hukum dan demokrasi, solidaritas dan kematangan intelek individu.

Oleh
FIDELIS REGI WATON
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bWoLVXma8JgLaknZ4A4SLdr0JW8=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FDoni-satgas_1605452524.jpg
KOMPAS/AGUIDO ADRI

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (15/11/2020), terkait kerumunan massa di Petamburan.

Kita masih dikungkung kemelut Covid-19. Atas nama kebebasan, angka infeksi kembali meningkat di pelbagai wilayah. Banyak yang menilai isolasi, jaga jarak, pengenaan masker, dan pelbagai protokol kesehatan tak mendewasakan dan membatasi kebebasan. Penyokong teori konspirasi menganggapnya sebagai konstruksi paranoid fatal. Kebebasan individu dirampok. Hak asasi diobral kiat melindungi kesehatan.

Bagi filsuf Italia, Giorgio Agamben, reduksi mobilitas membuka gapura kembalinya sistem totaliter. Lonceng kematian kebebasan didentangkan demi redanya eskalasi pandemi. Harganya kontrol ketat atas ruang gerak warga.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan