Refleksi Sejarah
Pahlawan dan Polemik Sumpah Mahasiswa
Saat tatanan masyarakat lama iporak-poranda akibat serangan pandemi kita sangat perlu melakukan revitalisasi dan membuat pondasi baru tatanan masyarakat dengan tetap menjaga nilai-nilai dan sikap kepahlawanan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190930WEN2_1569819042.jpg)
Kepalan tangan saat orasi dan bendera merah putih menjadi simbol perjuangan mahasiswa seperti di depan Kantor DPRD Kota Salatiga, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (30/9/2019). Gelombang unjuk rasa mahasiswa yang terjadi merupakan bagian dari mereka dalam menyuarakan berbagai persoalan bangsa.
Tulisan opini Eko Sulistyo di harian Kompas, 28 Oktober 2020 yang berjudul "Sumpah Mahasiswa", ternyata memantik polemik di sejumlah kalangan aktivis tahun 80an. Pemicunya adalah kalimat penutup alinea pertama tulisan Eko yang mengatakan: Kebetulan penyusun sumpah (mahasiswa) tersebut juga salah seorang aktivis mahasiswa dari UGM.
Sontak tulisan itu mendapat sorotan di sebuah WA group aktivis tahun 80an dimana penulis sumpah mahasiswa menjadi anggota group tersebut. Afnan Malay adalah mahasiswa yang dimaksud Eko dalam tulisannya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Pahlawan dan Polemik Sumpah Mahasiswa".
Baca Epaper Kompas