logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊManajemen Data Kesehatan
Iklan

Manajemen Data Kesehatan

Keakuratan data sangat dibutuhkan, terutama untuk memprediksi dosis vaksin yang diperlukan, jumlah kelompok sasaran penerima vaksin, lokasi, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.

Oleh
Dwi Indah Lestari
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9J36NkDKXYMU8LvmqfRMF4kGDF8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F197416dc-255f-4a63-ad68-f5f4657ffe1f_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah tenaga kesehatan dari unsur TNI, Polri, sukarelawan sipil, dan petugas medis meneriakkan yel yel seusai mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di kompleks Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2020). Upacara tersebut dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sebanyak 1.719 pasien yang terinfeksi virus corona dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, masih terjadi ketidaksesuaian data kesehatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Masalah itu ia temukan saat menangani pandemi Covid-19. Untuk itu perlu perbaikan manajemen data kesehatan.

Saat ini, sistem informasi manajemen data kesehatan tidak terintegrasi antara pemerintah daerah dan pusat. Data yang terintegrasi sangat dibutuhkan agar pelbagai program kesehatan tepat sasaran. Apalagi, dalam waktu dekat pemerintah berencana menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19, sebagai bagian dari upaya penanggulangan wabah.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan