Surat Pembaca
Keberpihakan
Dengan memperhatikan suara para dokter, benteng terakhir memerangi pandemi ini, semoga kurva bisa segera melandai dan kemudian turun.
![https://assetd.kompas.id/_fSUKjcMjJLdLnM_t-Zp7bIXg-U=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FWhatsApp-Image-2020-11-04-at-18.13.38_1604488540.jpeg](https://assetd.kompas.id/_fSUKjcMjJLdLnM_t-Zp7bIXg-U=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FWhatsApp-Image-2020-11-04-at-18.13.38_1604488540.jpeg)
Pengendara melintas di depan baliho Pilkada Serentak Sumatera Barat di Jalan S Parman, Padang, Sumbar, Senin (26/10/2020). Sumbar merupakan salah satu daerah yang menggelar Pilkada Serentak 9 Desember 2020. Selain pemilihan gubernur, Sumbar juga menggelar 13 pemilihan bupati/wali kota.
Kompas tanggal 30 Oktober 2020 menampilkan opini dari dua profesi yang berbeda. Djoko Santoso seorang Guru Besar Ilmu Kedokteran dengan judul ”Suara Dokter yang Kian Sayup dalam Kebijakan Pandemi” dan Agus Riewanto seorang pengajar Hukum Tata Negara dengan judul ”Juristocracy”.
Sidang pembaca dipersilakan membaca tulisan lengkapnya. Saya hanya akan memberikan tanggapan sebagai seorang awam mengenai isi kedua tulisan di atas.