logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บIndeks Kinerja Logistik
Iklan

Indeks Kinerja Logistik

Kalau mau masuk dan ikut ambil bagian dalam memperbaiki peringkat dan skor LPI, mungkin sebaiknya Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi berfokus pada penanganan kecamuk konflik kepentingan dan ego sektoral.

Oleh
DEDI HARYADI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BTDCb_eMO2f8xWlP6JuOQ-4SbeA=/1024x696/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200805WEN6_1596621862.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja membongkar muatan yang berada di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang Jawa Tengah, Rabu (5/8/2020). Pandemi Covid-19 tersebut telah berdampak pada aktivitas ekspor-impor dalam beberapa bulan.

Negara-negara yang memiliki manajemen logistik yang baik biasanya juga mempunyai manajemen anti-korupsi yang baik, atau sebaliknya. Indikasinya bisa dilihat dari Logistic Performance Index (LPI) berskala 1-5 dan Corruption Perception Index (CPI) yang berskala 0-100.

Pada 2018, negara yang peringkat dan skor LPI-nya masuk 10 terbaik dari 167 negara yang disurvei ialah Jerman (4,20), Swedia (4,05), Belgia (4,04), Austria (4,03), Jepang (4,03), Belanda (4,07), Singapura (4,00), Denmark (3,99), Inggris (3,99), dan Finlandia (3,97). Untuk peringkat dan skor CPI, kesepuluh negara itu juga masuk 20 teratas. Jerman peringkat ke-11, Singapura ketiga.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan