logo Kompas.id
OpiniMerayakan Hari Museum...
Iklan

Merayakan Hari Museum Indonesia pada Masa Covid

Pandemi telah mengajarkan kita bahwa museum harus memiliki dua wajah: wajah fisik dan wajah digital. Selama ini, wajah digital jarang tampil karena masih berfokus fisik.

Oleh
DJULIANTO SUSANTIO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XbsAoEb_RBMgOXNVghxaQsx7NIw=/1024x643/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fd54665de-5376-4329-b899-d8e0e48161f7_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Guru SD Muhammadiyah 12 Surabaya Achmad Naf\'an dan Lin Hidayati dalam suasana museum saat mengajar siswa kelas VI secara berani di Museum HOS Tjokroaminoto, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/8/2020). Pelajaran yang dilakukan untuk menyambut Kemerdekaan HUT Ke-75  RI. Pada masa lalu, tempat ini merupakan indekos sejumlah tokoh bangsa, salah satunya Presiden Soekarno.

Baru kali ini peringatan Hari Museum Indonesia diselenggarakan secara berani. Hari Museum Indonesia dirayakan setiap 12 Oktober. Penetapannya berdasarkan penyelenggaraan musyawarah museum se-Indonesia pada 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Secara aklamasi tanggal tersebut diterima oleh para peserta Pertemuan Museum Nasional pada 2015 di Malang.

Dalam situasi pandemi Covid-19, kegiatan tatap muka urung dilakukan. Rangkaian acara Hari Museum Indonesia akan dimulai pada 12 Oktober 2020 hingga 10 November 2020. Penyelenggaranya adalah Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai fasilitator. Sebagai organisasi profesi, AMI memiliki 19 AMI daerah. Kali ini tema Museum Hari Indonesia adalah ”Museum dan Solidaritas”.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan