logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSindrom Demokrasi Digital
Iklan

Sindrom Demokrasi Digital

Algoritma menjadi juru ramal hebat karena ia tahu selera, kehendak, sentimen, serta hasrat manusia, lebih tahu dari manusia itu sendiri. Agenda urgen bangsa Indonesia adalah menyusun regulasi perlindungan data pribadi.

Oleh
J Kristiadi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r3lcQQgw-0Scn9RMuaols1sFrJ0=/1024x1436/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F55774799_1563985882.jpg
KUM

J Kristiadi

Harian Kompas, 28 Agustus 2020, mengulas ujian demokrasi digital. Isu sentralnya, nasib demokrasi dirasakan di tubir jurang setelah terjadinya peretasan kepada mereka yang kritis terhadap pemerintah. Kegelisahan akhir-akhir ini signifikan, terlebih musibah pandemi Covid-19 memaksa eksekusi kebijakan negara harus menggunakan daya paksa agar rakyat disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Nuansa otoritarian dianggap lebih efektif dalam menertibkan masyarakat.

Kegelisahan juga disampaikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Kegundahan yang valid terutama karena politik dinasti, politik uang, oligarki, serta banyak lagi patologi politik telah menggerogoti daulat rakyat.

Editor:
Antony Lee
Bagikan