logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊGeregetan Jeihan dan Sapardi
Iklan

Geregetan Jeihan dan Sapardi

Seperti Jeihan, Sapardi juga menyimpan rasa geregetan sebagai sastrawan dan pemikir kesenian.

Oleh
Kurnia JR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CcdcctBNbs1TyiAE3fzLszXxJPs=/1024x737/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_2498308_100_0.jpeg
KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA

Sapardi Djoko Damono dan Jeihan Sukmantoro (28 September 2013)

Geregetan itu geram, bisa juga gemas banget, tatkala kita sudah jengkel sekali tentang suatu hal yang, menurut kita, disalahpahami orang dan telah kita ajukan berbagai argumen bahwa mereka semestinya mengoreksi pandangan mereka, namun kesalahpahaman itu tetap dijadikan pegangan. Inilah yang saya tangkap dari Jeihan Sukmantoro dan Sapardi Djoko Damono, dua sahabat yang sama-sama meraih nama besar di dunia seni.

Kala itu, 2015, saya cukup intensif kontak dengan Jeihan di galerinya, Jalan Padasuka, Bandung, sehubungan dengan program desain buku dan mengalami percakapan-percakapan panjang yang seakan tiada habisnya. Sang pelukis sudah menapak jenjang kemapanan, masa-masa menikmati kesuksesan tanpa ambisi yang hendak dikejar lagi.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan